ZUBAIR
202246500907
R3L
FILSAFAT SENI
Dr. Sn. Angga Kusuma Dawami M. Sn.
1. The Corrupted Scientist
karya ini menggambarkan Ilmuwan yang Rusak memanfaatkan objektivitas dan kemungkinan sains untuk merusaknya sesuai keinginannya sendiri. Memanipulasi data agar sesuai dengan apa pun yang dia inginkan sambil memanipulasi tubuh korbannya, Raja Mimpi Buruk ini berusaha memahami tidak hanya cara menimbulkan rasa sakit yang paling besar pada rakyatnya, tetapi juga cara memelintir dan merusak tubuh mereka dengan cara yang paling menarik. Dia ahli dalam memberikan informasi yang salah, dan suka menyebarkan “obat” palsu untuk penyakit di media sosial.
Lebih suka menggunakan peralatan bedah, racun, dan informasi yang salah daripada kekerasan, Sayangnya Ilmuwan yang Terkorupsi juga memiliki kekuatan dan kecepatan puncak manusia, dan perubahan yang dia lakukan pada dirinya sendiri untuk menumbuhkan banyak salinan organ yang paling sering dia gunakan membuatnya sangat tahan lama. Tuan ini adalah teladan yang menakutkan dalam segala cara umat manusia menyalahgunakan ilmu pengetahuan ketika tidak memiliki etika atau moral.
SIGNIFICANT FORM: saat saya melihat lukisan ini saya dapat merasakan apa yang dilakukan oleh ilmuwan yang rusak kepada orang2 tidak bersalah.
MEMESIS : mengambil representasi dari seorang wanita dan ditambahkan beberapa mata dan sobekan pada mulut wanita tersebut.
2. MOUNTRON
karya ini adalah sebuah pemandangan gunung everest, dengan bagian atas yang diselimuti oleh salju dan bagian bawahnya tidak.
SIGNIFICANT FORM: pada karya ini terdapat beberapa warna yaitu hitam, orange, putih, dan biru
dan terlihat enak dilihat sehingga bersifat estetik.
MEMESIS : Gambar tersebut merupakan visual sebuah gunung dan salju yang menyelimuti gunung , dengan banyak objek pepohonan yang ada di bawah , air yang mengalir , dan gunung everest yang tinggi.
3. NO SIGNAL
karya ini adalah sebuah gambar tv yang tidak ada sinyal sehigga gambar di layarnya menjadi warna warni.
SIGNIFICANT FORM: terdapat banyak warna pada karya ini walaupun simpel tapi menurut saya enak dilihat
MEMESIS : mengambil inspirasi dari sebuah tv yang kehilangan sinyal. dan memberikan warna warni pada layar di tv nya.
KESIMPULAN
Setiap karya seni seseorang memiliki nilainya masing masing.
MIMESIS
Aristoteles adalah salah satu filsuf Yunani yang paling terkenal yang mempertimbangkan teori mimesis. Dalam karyanya yang terkenal, "Poetics," Aristoteles menjelaskan bahwa seni, terutama drama, adalah bentuk mimesis yang menggambarkan tindakan dan karakter manusia. Ia berpendapat bahwa seni, khususnya drama, adalah cara untuk meniru tindakan dan karakter manusia dalam kehidupan sehari-hari. Aristoteles juga mengklasifikasikan karya seni menjadi tiga jenis mimesis: epik (naratif), dramatis (drama), dan liris (lyric poetry).
Plato, di sisi lain, memiliki pendekatan yang berbeda terhadap mimesis. Dalam dialog-dialognya, seperti "Republik," ia mengkritik seni karena dianggap dapat menyesatkan manusia dan menjauhkannya dari realitas yang sejati. Plato berpendapat bahwa seni seringkali hanya meniru dunia material yang fana dan bukan dunia ide yang abadi.
SIGNIFICANT FORM
Menurut Clive Bell, "significant form" adalah kualitas yang ada dalam karya seni yang memicu reaksi estetis atau emosional yang universal, yang melintasi perbedaan budaya dan waktu. Ia berpendapat bahwa karya seni yang menciptakan pengalaman estetika yang kuat didasarkan pada penggunaan bentuk-bentuk visual yang khusus dan harmonis. Bentuk-bentuk tersebut memiliki kekuatan intrinsik untuk menyentuh perasaan manusia dan menciptakan sensasi keindahan yang universal.
Bell mengemukakan bahwa tidak semua karya seni memiliki "significant form." Menurutnya, karya seni yang sukses adalah yang mampu mengkomunikasikan significant form dengan jelas dan efektif kepada pemirsa. Konsep ini seiring waktu telah menjadi subjek debat dalam dunia seni dan kritik seni, dan ada berbagai pendapat dan kritik terhadap pandangan Clive Bell.
Komentar
Posting Komentar